Nyeri kaki setelah penerbangan panjang sering dianggap sebagai efek samping biasa dari duduk terlalu lama. Namun, tahukah Anda bahwa nyeri atau pembengkakan di kaki setelah terbang bisa menjadi tanda masalah kesehatan serius? Salah satunya adalah Deep Vein Thrombosis (DVT), atau yang biasa dikenal dengan pembekuan darah pada pembuluh vena dalam. Kondisi ini berisiko tinggi dan perlu penanganan medis yang tepat.
Deep Vein Thrombosis (DVT) adalah kondisi ketika terbentuk gumpalan darah di dalam vena dalam, biasanya di kaki. Kondisi ini terjadi akibat aliran darah yang terganggu, salah satunya saat seseorang terlalu lama duduk dalam posisi statis, seperti selama penerbangan panjang.
Penerbangan, terutama yang memakan waktu lebih dari 4 jam, meningkatkan risiko terjadinya DVT karena posisi duduk yang terbatas membuat sirkulasi darah terhambat. Tanpa gerakan kaki yang cukup, darah bisa menggumpal dan menyebabkan bekuan darah yang berbahaya.
Saat terbang, tubuh kita berada dalam posisi duduk yang sempit untuk waktu yang lama. Ketika tubuh tidak banyak bergerak, darah yang seharusnya mengalir dengan lancar melalui vena dapat terhenti sementara, meningkatkan peluang terjadinya pembekuan darah. Kondisi ini diperburuk dengan faktor-faktor seperti dehidrasi atau penggunaan obat tidur yang memperlambat sirkulasi darah.
Faktor risiko lainnya meliputi:
Riwayat keluarga DVT atau masalah pembekuan darah lainnya
Kondisi medis tertentu, seperti kanker, obesitas, atau penyakit jantung
Wanita hamil atau yang menggunakan kontrasepsi hormonal
Perokok atau mereka yang memiliki gaya hidup tidak aktif
Jangan anggap sepele jika Anda mengalami beberapa gejala berikut setelah penerbangan:
Nyeri atau kram di betis atau paha
Pembengkakan pada salah satu kaki
Kulit terasa hangat dan kemerahan di sekitar area yang terkena
Pembuluh darah yang membengkak dan terasa sakit saat disentuh
Jika Anda merasakan gejala-gejala ini, terutama setelah perjalanan panjang, segera periksakan diri ke dokter. DVT yang tidak ditangani dengan cepat bisa berujung pada emboli paru, yaitu kondisi saat bekuan darah bergerak ke paru-paru, yang dapat mengancam nyawa.
Berikut adalah beberapa langkah pencegahan yang dapat Anda lakukan untuk mengurangi risiko DVT saat terbang:
Bergerak Secara Teratur: Cobalah berjalan di lorong pesawat setiap 1-2 jam sekali. Jika tidak bisa berjalan, lakukan latihan kaki seperti memutar pergelangan kaki atau mengangkat kaki secara bergantian.
Hindari Menyilangkan Kaki: Menyilangkan kaki dapat memperlambat aliran darah di pembuluh vena, meningkatkan risiko pembekuan darah.
Tetap Terhidrasi: Pastikan untuk minum banyak air, karena dehidrasi dapat mempengaruhi sirkulasi darah.
Gunakan Stoking Kompresi: Stoking kompresi dapat membantu melancarkan peredaran darah, terutama bagi mereka yang berisiko tinggi. Konsultasikan dengan dokter mengenai penggunaannya.
Hindari Konsumsi Alkohol atau Obat Tidur Berlebihan: Alkohol dan obat tidur bisa membuat Anda kurang aktif dan memperlambat peredaran darah.
Jika Anda mengalami nyeri, pembengkakan, atau gejala lain yang mencurigakan setelah penerbangan, jangan ragu untuk segera mencari pertolongan medis. Dokter akan melakukan pemeriksaan untuk memastikan apakah Anda mengalami DVT dan memberikan penanganan yang tepat. Terlebih lagi, jika Anda merasakan sesak napas, nyeri dada, atau pingsan, segera hubungi medis darurat, karena kondisi tersebut bisa menunjukkan adanya emboli paru.
Meskipun perjalanan panjang bisa menyenangkan, penting untuk selalu waspada terhadap risiko kesehatan seperti DVT. Dengan mengenali gejalanya, memahami siapa saja yang berisiko, dan mengikuti langkah-langkah pencegahan, Anda dapat menjaga kesehatan kaki selama terbang dan kembali dengan selamat. Jangan abaikan nyeri atau pembengkakan pada kaki Anda — kesehatan tetap yang utama!
Jl. Melon Raya 1 No. 27, Karangasem, Laweyan, Surakarta 57145
6282116000093
Jl. Melon Raya 1 No. 29, Karangasem, Laweyan, Surakarta
6285100990139
Jl. Melon Raya 1 No. 29, Karangasem, Laweyan, Surakarta
6281329157368